GEMPA BUMI
Salah satu bencana yang sering
terjadi di Indonesia
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran PLH
Guru :
Aliyana,
S. Pd.
Disusun
oleh :
Kelompok 2
Kelas IX A
RYAN HAFID ALVIE HAMDI
HELMI RESTU ILLAHI
NURUL ADAWIYAH
NURUL MAULANI
RISKI MARDIANA
DENDI SOPIANDI
RISTA DEPIANA
SMP NEGERI 1
BANTARKALONG
KABUPATEN
TASIKMALAYA
TAHUN 2014
GEMPA BUMI
A.
Pengertian
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan
energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi
dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan
dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat
dirasakan sampai ke permukaan bumi.
B.
Karakteristik
Adapun karakteristik gempa bumi adalah sebagai
berikut:
·
Berlangsung dalam waktu yang sangat
singkat
·
Lokasi kejadian tertentu
·
Akibatnya dapat menimbulkan bencana
·
Berpotensi terulang lagi
·
Belum dapat diprediksi
·
Tidak dapat dicegah, tetapi akibat
yang ditimbulkan dapat dikurangi
C.
Tipe
Gempa Bumi
Tipe-tipe gempa bumi dapat digolongkan menjadi:
1.
Gempa bumi vulkanik. Gempa bumi ini
terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api
meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya
ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut
hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2.
Gempa bumi tektonik. Gempa bumi ini
disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng
tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga
yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam
di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan Plat tektonik seperti layaknya gelang karet
ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan
antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate
(lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan,
sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan
seperti Salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah
dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa
tektonik.
D.
Penyebab
Terjadinya Gempa Bumi
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya gempa
bumi, yaitu:
1. Proses
tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas
sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan
geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas
gunung api
5. Ledakan
Nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa
dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat
menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban
jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan
batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa
bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan
transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan
lainnya.
E.
Terjadinya
Gempa Bumi
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah
menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras
kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena
itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi
satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan
tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa
bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik
merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar
Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu
litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada
pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh
lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga
senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan
proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng
tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel
ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng
tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling
menjauhi (spreading), saling
mendekati(collision) dan saling geser
(transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat
bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya,
gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun
terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan
saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus
sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat
menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal
sebagai gempa bumi.
F.
Jalur
Gempa Bumi Dunia
Indonesia merupakan daerah rawan
gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu:
Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng
Indo-Australia bergerak relative kearah utara dan menyusup kedalam lempeng
Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut
sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan
berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di
Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan
ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan
upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi
resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami. Mengingat terdapat selang waktu
antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat
digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu
upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami
Indonesia (Indonesia Tsunami Early
Warning System/ Ina-TEWS).
G.
Sejarah
Besar Gempa Bumi Dunia
·
30 September 2009, Gempa bumi
Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan
Semangko, gempa ini berkekuatan 7,9 Skala Richter(BMG Amerika) mengguncang
Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan
terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
·
2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3
Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga
Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah
pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
·
12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan
kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
·
9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5
Skala Richter
·
6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik
mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79
orang tewas [3].
·
27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik
kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei
2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut
berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan
6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000
keluarga kehilangan tempat tinggal.
·
8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar
berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan;
lebih dari 1.500 orang tewas.
·
26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat
berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus
menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah
merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
·
26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat
di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih
dari 41.000 orang tewas.
·
21 Mei 2002 - Di utara Afganistan,
berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
·
26 Januari 2001 - India, berukuran
7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah
korban mencapai 13.000 orang.
·
21 September 1999 - Taiwan,
berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
·
17 Agustus 1999 - barat Turki,
berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.
·
25 Januari 1999 - Barat Colombia,
pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
·
30 Mei 1998 - Di utara Afganistan
dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000
orang tewas.
·
17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang
dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
·
30 September 1993 - Di Latur, India
dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.
·
12 Desember 1992 - Di Flores,
Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.
·
21 Juni 1990 - Di barat laut Iran,
berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.
·
7 Desember 1988 - Barat laut
Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
·
19 September 1985 - Di Mexico Tengah
dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
·
16 September 1978 - Di timur laut
Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
·
4 Maret 1977 - Vrancea, timur
Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya
seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu
kota Rumania, Bukares (BucureÅŸti).
·
28 Juli 1976 - Tangshan, Cina,
berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
·
4 Februari 1976 - Di Guatemala,
berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.
·
29 Februari 1960 - Di barat daya
pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan
kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
·
26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan,
Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.
·
24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile
dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.
·
31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada
ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.
·
1 September 1923 - Di Yokohama,
Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa
H.
Tips
Ketika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10
petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada:
1. Di
dalam rumah. Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda
harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah
meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak
memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan
kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
2. Di
sekolah. Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau
buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang
terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan
pohon.
3. Di
luar rumah. Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca
dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas
atau apapun yang anda bawa.
4. Di
gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall. Jangan menyebabkan kepanikan atau
korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
5. Di
dalam lift. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran.
Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah
semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan
mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia.
6. Di
kereta api. Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan
terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti
penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas
kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
7. Di
dalam mobil. Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda
mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan
berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka
keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
8. Di
gunung/pantai. Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah
langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika
anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke
dataran yang tinggi.
9. Beri
pertolongan. Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi
gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan
mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan
pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.
10. Dengarkan
informasi. Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya.
Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan
bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh
informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak
karena informasi orang yang tidak jelas.
I.
Strategi
Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
Untuk menghadapi bencana gempa bumi, maka diperlukan
strategi yang tepat, diantaranya:
1. Harus
dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
2. Perkuatan
bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan
fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan
bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan
penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan
gempa bumi.
6. Zonasi
daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan
dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara
penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut
serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan
alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
10. Rencana
kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa
bumi.
11. Pembentukan
kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan
pertolongan pertama.
12. Persiapan
alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
13. Rencana
kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa
bumi
J.
Antisipasi
Gempa Bumi
1.
Sebelum terjadinya Gempa Bumi
A. Kunci Utama adalah
Mengenali apa yang disebut gempabumi Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempabumi (longsor, liquefaction dll) Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi. |
B. Kenali Lingkungan Tempa Anda Bekerja
Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempabumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung. Belajar melakukan P3K Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi. |
C. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja
dan tinggal
Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi. Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran. Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan. |
D. Penyebab celaka yang paling banyak pada
saat gempabumi adalah akibat kejatuhan material
Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi (misalnya lampu dll) |
E. Alat yang harus ada di setiap tempat
Kotak P3K Senter/lampu battery Radio Makanan suplemen dan air |
2.
Sedang terjadinya Gempa Bumi
A. Jika Anda berada
di dalam bangunan
Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan |
B. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka
Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah |
C. Jika Anda sedang mengendarai mobil
Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran. Lakukan point B. |
D. Jika Anda tinggal atau berada di pantai
Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami. . |
E. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan
Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran. |
3. Setelah
terjadinya Gempa Bumi
A. Jika Anda berada di dalam bangunan
Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K. Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda. |
B. Periksa lingkungan sekitar Anda
Periksa apabila terjadi kebakaran. Periksa apabila terjadi kebocoran gas. Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air. Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll) |
C. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena
gempa
karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan. |
D. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa
kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada. |
E. Mendengarkan informasi.
Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya. |
F. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi
terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi
|
G. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdo'a
kepada Tuhan YME demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.
|
K.
Daftar
Pustaka
Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya
Mitigasinya di Indonesia, Set BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Tsunami, Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan Sumberdaya
Mineral. 2010.
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg
diakses pada
Sabtu malam, 24 September 2011
http://ryanhafid.blogspot.com/2014/10/makalah-tentang-gempa-bumi.html
http://www.bnpb.go.id/website/asp/benc.asp?p=6 diakses pada Sabtu malam, 24 September 2011
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/antisipasigempa.bmkg diakses pada Sabtu malam, 24 September 2011
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/27/analisa-gempa-bumi-indonesia/ diakses pada Sabtu malam, 24 September 2011